Selasa, 31 Agustus 2010

Fluida Bersuara : GEPENG di lingkungan UGM

Hai Fluider...

Mungkin kalian sangat sering mendengar bahwa Universitas Gadjah Mada (UGM) merupakan Universitas Kerakyataan. Mahasiswa-mahasiswanya diitanamkan nilai-nilai bahwa tujuan mereka belajar di UGM adalah untuk mensejahterakan rakyat.

Sudah 60 tahun UGM berdiri dan memberikan kontribusi yang besar kepada bangsa dan negara, namun selama 60 tahun itu pula, kita bisa melihat dari sisi yang lain, ternyata di lingkungan kampus UGM itu sendiri masih terdapat beberapa gembel dan pengemis (Gepeng) ? Dalam tatanan kehidupan sosial, gepeng juga termasuk dalam masyarakat Indonesia. Apabila kita kaitkan dengan nama dan tujuan UGM pun kita akan melihat suatu kontroversi.

Ibarat ada perusahaan yang bergerak dalam bidang kebersihan lingkungan. Mereka bertugas membersihkan lingkungan-lingkungan yang kurang terawat kebersihannya. Namun, karena kesibukan mereka yang amat sangat sibuk, mereka pun lupa akan lingkungan mereka sendiri yang akhirnya terbengkalai dan akhirnya tidak terawat pula.

Bukan hanya akan menuju sebagai kampus yang berkelas Internasional, di UGM pun memiliki dosen-dosen yang bergelar Doktor, Profesor dan lain sebagainya. Namun mengapa tidak ada suatu pergerakan yang khusus untuk menangani gepeng yang ada si lingkungan UGM? Tidak kah ada sebuah ide untuk membuat sebuah panti yang memberikan mereka keterampilan sehingga setidaknya mereka dapat menafkahi diri mereka sendiri.

Apakah UGM sudah mulai kehilangan jati dirinya sebagai kampus kerakyatan? Apakah UGM telah kehilangan sikap memahami? Yang mana memahami merupaka salah satu sifat dari Integritas diri.

Teman-teman Fluider, kita juga sebagai kamu intelektual harus memikirkan permasalahan seperti ini. Bukan hanya materi yang sebenarnya mereka butuhkan, akan tetapi niat kita untuk mau menolong sesama kita yang membutuhkan.

Sekian dari Fluida Salam Fluida



Penulis   : CMS
Gambar : dhammacitta.org